Cerdas & Berbakat (Gifted AND Talented)
7/13/2012 5:42:59 AM
Anak berbakat itu seperti apa?
Pada umumnya, anak yang cerdas dan berbakat seringkali dikaitkan dengan anak yang memiliki kemampuan inteligensi yang tinggi (di atas rata-rata anak-anak seusianya), misalnya seorang anak kecil usia 2-3 tahun, dimana teman-temannya masih belum bisa menghafalkan huruf dengan baik, tetapi ia mampu mengingat huruf dengan tepat. Jadi, ia memiliki kemampuan yang menonjol dibandingkan teman-temannya. Hal ini tidak sepenuhnya salah, namun untuk menyebut seorang anak benar-benar cerdas dan berbakat, ia perlu memenuhi tiga aspek utama, yaitu inteligensi (IQ) di atas rata-rata, memiliki daya kreativitas yang tinggi, dan memiliki komitmen terhadap tugas. Seorang anak yang berbakat tidak hanya mampu secara intelektual, tetapi juga mampu berpikir secara kreatif (berpikir dengan pola yang berbeda atau sudut pandang yang berbeda), selain itu ditambah lagi, anak yang berbakat memiliki dedikasi yang tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, artinya ia tahu kapan bisa bermain, kapan harus mengerjakan PR, kapan harus belajar, waktu belajarnya digunakan secara efektif.
Haruskah dia berprestasi dulu baru dikatakan berbakat?
Sesuai dengan kriteria anak berbakat, berprestasi saja tidak cukup. Walaupun, prestasi anak memang dapat menjadi screening awal dalam sebuah pemeriksaan keberkatan anak. Tentunya, untuk menyatakan seorang anak berbakat atau tidak diperlukan sebuah pemeriksaan psikologi terpadu yang mampu mengungkap segala aspek psikologis anak.
Di Surabaya, saya pernah terlibat dalam pemeriksaan psikologi anak-anak berbakat dalam sebuah GATS PROGRAM (Gifted And Talented Student) bersama rekan-rekan di Pusat Konsultasi dan Layanan Psikologi Universitas Surabaya (PKLP UBAYA), saat itu kami melakukan pemeriksaan di salah satu sekolah internasional di Surabaya pada jenjang SD, SMP, dan SMA. 90% dari calon peserta GATS Program adalah anak-anak yang direkomendasinya oleh guru sekolahnya sebab ia memiliki prestasi yang baik secara akademik maupun non-akademik. Setelah pemeriksaan dilakukan, ternyata tidak semua anak berprestasi tersebut memenuhi kriteria dalam Gifted And Talented Student.
Apa ciri-cirinya?
Secara umum, anak-anak yang berbakat memiliki beberapa ciri yang cukup menonjol, yaitu:
- Memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan teman sebayanya. Kemampuan anak dapat dilihat dalam beberapa bidang, misalnya bahasa, matematika, musik, menggambar, psikomotor, kemampuan spasial, atau intra/interpersonal. Seorang anak yang memiliki kemampuan lebih dalam matematika maka ia mampu memahami persoalan matematis dengan cepat, ataupun bermain dengan angka-angka yang rumit. Tentunya, apa yang ia lakukan adalah tindakan yang belum dapat dilakukan oleh anak sebayanya.
- Memiliki kemampuan ingatan yang luar biasa
- Memiliki daya konsentrasi yang tinggi pada bidang yang diminatinya (dibandingkan dengan teman sebayanya)
- Tampak perbedaan yang sangat jelas pada anak yang memiliki IQ yang tinggi dibandingkan teman-temannya
- Kemampuannya yang lebih mengarah pada peran kepemimpinan yang tampak pada anak
Adakah faktor genetic yang memengaruhi?Jika ada sejauh mana pengaruhnya?
Ya, tentu saja ada faktor genetik yang memberikan kontribusi terhadap kemampuan seorang anak yang berbakat terutama dalam bentuk kemampuan intelektual yang tinggi. Dalam perkembangan penelitian saat ini memang masih masih memberikan kontroversi apakah sebuah inteligensi seseorang diturunkan secara herediter ataukah berkembang akibat stimulasi sosial.
Apa dampak jika bakat pada anak di larang orangtua, Apalagi tidak disalurkan
Jika, anak berbakat tidak mendapat dukungan dari orangtua, maka anak akan menjadi anak yang rebell (pemberontak) atau malah keberkatannya akan terhambat. Akibatnya anak yang seharusnya berbakat justru hanya akan tampak seperti anak biasa-biasa saja. Tidak hanya itu, kepercayaan diri dan perkembangan mental anak pun akan terganggu, sebab apa yang diinginkan dan disukainya tidak didukung oleh orangtuanya.
Apa saja yang perlu dilakukan orang tua untuk menuntun bakat anak hingga berkembang?
Pada dasarnya, anak yang berbakat dapat dengan sendirinya menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya atau ia dapat menentukan sendiri apa yang ingin ia kembangkan dalam dirinya. Misalnya anak yang berbakat dalam musik, maka ia akan meminta untuk dibelikan alat musik, belajar secara mandiri tentag musik, dan sebagainya. Oleh karena itu, peran orangtua adalah mendukung anak, memberikan iklim yang kondusif bagi anak untuk berkembang, mendorong munculnya rasa bangga, tanggung jawab, dan memberikan kesempatan bagi anak untuk memperbaiki hasil karyanya menjadi lebih baik lagi.
Sebaiknya bakat anak tersalurkan dengan baik. Saat ini, sudah banyak anak-anak Indonesia yang berbakat hingga mampu menulis sebuah buku cerita yang menjadi Best Seller atau ada seorang anak berusia 14 tahun asal Surabaya yang telah menjadi mahasiswi termuda di Amerika.
Positifkah jika bakat anak tidak seimbang dengan prestasi di sekolah? Jika tidak apa yang perlu dibenahi
Seorang anak yang cerdas berbakat juga dapat mengalami disinkroni dalam perkembangannya, misalnya ia memiliki kesulitan belajar, gangguan perilaku, masalah sosioemosional, serta masalah dalam prestasi. Tentunya dalam hal ini diperlukan pemeriksaan terpadu dan terintegrasi terlebih dahulu untuk melihat bidang disinkroni yang dialami oleh anak. Hal yang paling mudah dilakukan adalah dengan metode observasi, baik di sekolah ataupun di rumah, guru maupun orangtua dalam melihat/mengobservasi area mana yang menjadi titik permasalahan pada anak. Setelah itu, baru dapat dibuat sebuah program penanganan bagi anak.
*telah diterbitkan dalam Radar Tarakan 2012